Halaman

Selasa, 29 Oktober 2019

Fungsi MAP (Manifold Absolute Pressure) Sensor

Kendaraan dengan sistem injeksi (EFI) di dalamnya terdapat berbagai jenis sensor untuk mendeteksi kinerja mesin, beban kerja mesin, temperatur mesin, udara masuk dan sebagainya.

Hasil pengukuran atau pendeteksian oleh sensor ini selanjutnya dikirimkan ke ECU untuk diolah atau dikalkulasikan untuk mengatur kerja dari aktuator-aktuator, misalnya untuk mengatur durasi penyemprotan injektor.
Salah satu sensor yang terdapat pada kendaraan EFI adalah sensor MAP (Manifold Absolute Pressure).
Sensor MAP ini berbeda dengan sensor MAF (Mass Air Flow). Pada kendaraan injeksi tipe D-EFI digunakan sensor MAP sedangkan untuk kendaraan injeksi tipe L-EFI digunakan sensor MAF.
Fungsi kedua sensor ini hampir sama yaitu untuk mendeteksi banyaknya udara yang masuk. Volume udara masuk ini diukur agar campuran antara udara dan bahan bakar dapat ideal.
Salah satu metode untuk mengukur volume udara yang masuk pada mesin injeksi adalah dengan menggunakan sensor MAP.
Sensor MAP ini berfungsi untuk mendeteksi atau mengukur volume udara yang masuk berdasarkan kevakuman yang terjadi di dalam intake manifold.
Cara kerja MAP sensor
Sensor MAP terdiri dari tiga terminal kabel dan satu selang vakum. Selang vakum sensor MAP ini terhubung dengan intake manifold chamber, sedangkan tiga terminal kabel ini yaitu terdiri dari :
  1. Terminal VC, yaitu terminal yang mendapatkan tegangan atau signal inputan dari ECU yaitu sebesar 5 volt ketika kunci kontak di On kan.
  2. Terminal PIM, yaitu terminal yang digunakan sebagai terminal keluaran atau signal output dari sensor MAP. Tegangan ini nilainya akan bervariasi tergantung dari kevakuman manifold dan tegangan keluaran ini nantinya akan dikirimkan kembali ECU sebagai inputan data oleh ECU.
  3. Terminal E2, yaitu terminal yang digunakan sebagai massa atau ground dari sensor MAP.
Cara kerja dari sensor MAP ini adalah mengukur tekanan di dalam intake manifold chamber melalui selang vakum yang terhubung di antara sensor MAP dengan intake manifold chamber.
Kevakuman pada intake manifold terjadi ketika mesin dalam keadaan hidup dan akan berubah-ubah nilai kevakumannya ketika pedal gas diinjak (tergantung bukaan throttle valve).
Di dalam sensor MAP terdapat komponen silicon chip yang berfungsi merubah tahanan sesuai dengan tekanan intake manifold.
Satu sisi dari silicon chip terhubung dengan tekanan intake manifold dan satu sisi lainnya terhubung dengan ruang vakum (vacuum chamber). Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini :
Pada ruang vacuum chamber tekanannya akan tetap konstan sedangkan pada ruang intake manifold pressure tekanannya akan berubah-ubah.
Perubahan tekanan pada intake manifold akan menyebabkan perubahan bentuk dari silicon chip. Nilai tahanan pada silicon chip juga akan berubah sesuai dengan tingkat perubahannya.
Tegangan signal dari ECU akan masuk kedalam terminal VC yaitu sebesar 5 volt. Tegangan ini akan mengalir melewati silicon chip. Apabila tahanan pada silicon chip besar maka tegangan yang melewatinya akan semakin kecil.
Tegangan yang telah melewati silicon chip ini selanjutnya akan dikirimkan ke terminal PIM dan selanjutkan di kirimkan ke ECU.
Ketika terjadi masalah pada sensor MAP maka lampu check engine atau MIL (Malfunction Indicator Lamp) akan menyala.
Letak dari lampu check engine atau MIL terletak pada bagian combination meter atau pada dashboard kendaraan.
Pada kondisi normal, lampu check engine akan mati ketika mesin hidup dan akan menyala ketika kunci kontak On dan mesin mati, namun apabila lampu check engine ini menyala secara terus-menerus hal ini menandakan ada masalah pada sensor.

ALAT UKUR MEKANIK

Alat ukur merupakan peralatan-peralatan yang digunakan untuk mengukur.
Alat-alat ukur dibedakan menjadi tiga macam yaitu alat ukur mekanik, alat ukur elektrik dan alat ukur pneumatik.

 Alat ukur mekanik
Alat ukur mekanik yaitu alat ukur yang penggunaanya secara mekanik. Alat ukur mekanik ini pada umumnya diunakan untuk mengukur panjang, lebar, kedalaman, diameter luar dan diameter dalam sebuah benda.  
Skala pengukuran yang digunakan sering digunakan pada alat ukur mekanik ini adalah skala metrik dan skala inchi.

Macam-macam alat ukur mekanik
1. Mistar baja
Mistar baja atau penggaris baja merupakan salah satu alat ukur mekanik dan memiliki fungsi untuk mengukur panjang, lebar, ketinggian ataupun kedalaman suatu benda. Skala ukuran pada mistar baja ini memiliki tingkat ketelitian 0,5 mm atau 1 mm.

Panjang dari mistar baja juga bervariasi, panjang mistar yang sering digunakan di bengkel otomotif adalah mistar baja yang memiliki panjang 300 mm atau 30 cm dan mistar baja yang memiliki panjang 500 mm.

Pada mistar baja, ada juga yang menggunakan dua skala pengukuran yaitu skala metrik dan skala inchi.

Hasil gambar untuk mistar baja

2. Penggaris gulung (measuring tape)
Penggaris gulung ini terbuat dari bahan pita baja yang digulung. Penggaris gulung memiliki berbagai macam ukuran, adanya ukurannya sampai 2000 mm atau 2 m, ada yang ukurannya sampai 5000 mm atau 5 m, bahkan ada yang ukurannya sampai 15000 mm atau 15 m.

Skala ukuran yang terdapat pada penggaris gulung ini dibedakan menjadi dua skala, yaitu ada yang menggunakan skala metrik dan ada yang menggunakan skala inchi.

Penggaris gulung atau measuring tape berfungsi untuk mengukur panjang, lebar, kedalaman atau ketinggian yang memiliki jarak yang luas.
 Hasil gambar untuk Penggaris gulung (measuring tape)

3. Busur derajat (protactor)
Busur derajat atau protactor memiliki bentuk setengah lingkaran dan dilengkapi dengan sepotong logam lurus dan panjang yang dihubungkan pada bagian setengah lingkaran yang dapat digerakkan disekeliling titik putarnya untuk mengukur sudut.

Busur derajat atau protactor ini berfungsi untuk mengukur atau memeriksa sudut-sudut suatu benda. Alat ini dapat mengukur sudut dari benda hingga 1800.
 Hasil gambar untuk protractor

4. Outside caliper
Outside caliper berfungsi untuk mengukur diameter luar, mengukur dimensi luar dan memeriksa apakah permukaan luar dari benda yang diukur sejajar atau tidak.

Outside caliper terdapat dua kaki sebagai pengukur,serta titik putar pegas (spring pivot point) dan sekrup penyetel (adjustment screw).

Cara penggunaan outside caliper adalah dengan cara membengkokkan kedua kakinya ke arah satu sama lainnya pada bagian ujun kaki untuk mendapatkan hasil pengukuran.

Hasil gambar untuk Outside caliper

5. Inside caliper
Inside caliper berfungsi untuk mengukur diameter bagian dalam, mengukur dimensi bagian dalam dan untuk memeriksa apakah permukaan bagian dalam suatu benda sejajar atau tidak.

Inside caliper memiliki dua kaki yang dihubungkan dengan spring pivot point serta memiliki sekrup penyetel (adjustment screw) untuk menahan kedua kakinya saat pengukuran agar kedua kaki tidak bergeser.
Hasil gambar untuk Inside caliper

6. Depth gauge
Depth gauge atau alat pengukur kedalaman berfungsi untuk mengukur kedalaman suatu lubang.

Depth gauge terdiri dari kompoen penggaris baja kecil yang memiliki skala utama dan bagian geser yang terdapat skala vernier.
Hasil gambar untuk Depth gauge
7. Valve spring tester
Valve spring tester berfungsi untuk menguji tingkat elastisitas dari pegas. Skala daya pegas standar memiliki skala maksimal 158 kg atau 350 lb.
Hasil gambar untuk Valve spring tester

8. Feeler gauge
Feeler gauge berfungsi untuk mengukur celah antar komponen dan untuk memeriksa keausan antar komponen.

Feeler gauge terdiri dari beberapa bilah tipis yang memiliki ketebalan yang berbeda-beda.








Hasil gambar untuk feeler gauge

 Jangka Sorong/ Vernier Caliper
Fungsi Jangka sorong antara lain sebagai alat ukur yang digunakan untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan penggunaan diapit, alat ukur yang digunakan untuk mengukur sisi dalam dari suatu benda yg biasanya mempunyai lubang seperti Pipa, Cincin dan lain lain. Kegunaan Jangka Sorong lainnya adalah untuk mengukur suatu kedalaman lubang (Celah) pada suatu benda dengan cara penggunaan menancapkan atau menusukkan kedalam benda tersebut.



Bagian Rahang Dalam
Bagian Jangka Sorong Rahang Dalam ini mempunyai kegunaan untuk mengukur diameter luar maupun sisi bagian luar dari sebuah benda misalnya mengukur lebar dan tebal suatu benda kerja. Bagian Rahang Dalam Jangka Sorong ini terdiri dari Rahang Tetap dan Rahang Geser.
Bagian Rahang Luar Jangka Sorong
Bagian Jangka Sorong Rahang Luar terdiri dari Rahang Tetap dan Rahang Geser. Bagian Rahang Luar Jangka Sorong ini pun mempunyai fungsi yang tak kalah penting yakni berfungsi untuk mengukur suatu diameter didalam ataupun sisi bagian dalam suatu benda misal untuk mengukur diameter hasil pengeboran.
Bagian Skala Utama dalam cm dan dalam inchi
Bagian Skala Utama dalam cm ini mempunyai kegunaan untuk menyatakan ukuran utama dalam bentuk satuan centimeter (cm). Dan Bagian Skala Utama dalam Inchi ini mempunyai kegunaan untuk menyatakan ukuran utama dalam bentuk satuan inchi.
Bagian Skala Nonius dalam mm dan dalam inchi
Skala Nonius dalam mm ini berguna untuk sebagai skala pengukuran fraksi yang dinilai dalam bentuk satuan mm (milimeter). Dan Skala Nonius dalam bentuk Inchi ini berguna untuk sebagai skala pengukuran fraksi yang dinilai dalam bentuk satuan inchi.
Bagian Depth Probe dan Bagian Pengunci
Untuk Bagian Jangka Sorong Pengukuran Kedalaman (Depth Probe) memiliki fungsi dan kegunaan untuk mengukur suatu kedalaman sebuah benda. Sedang Bagian Pengunci Jangka Sorong ini mempunyai fungsi untuk menahan bagian – bagian yg bergerak disaat berlangsungnya proses pengukuran menggunakan jangka sorong.

Sensor-Sensor Pada Sistem EFI

Sensor-sensor pada engine EFI merupakan komponen-komponen yang berfungsi untuk mensensor atau mendeteksi kondisi dari engine sebagai inputan data yang akan dikirim ke ECU, sehingga berdasarkan data-data dari sensor-sensor maka ECU akan memerintahkan actuator untuk bekerja. Adapun sensor-sensor pada engine EFI antara lain sebagai berikut :

MAP sensor berfungsi untuk :
  • Berguna untuk mengukur berapa banyak udara yang masuk ke dalam ruang bakar berdasarkan tekanan kevakuman pada intake manifold dan nantinya data ini akan digunakan untuk menentukan seberapa banyak jumlah bahan bakar yang akan diinjeksikan
  • Sebagai dasar untuk memajukan dan mengundurkan saat pengapian pada Elektronic Spark Advancer (ESA)

2. Sensor Air Flow Meter atau Sensor Mass Air Flow

Sensor Air Flow Meter atau Mass Air Flow ini terdapat pada mesin EFI tipe L. Fungsi dari sensor air flow meter ini adalah untuk mengukur jumlah udara yang masuk kedalam intake manifold yang nantinya inputan dari singnal air flow ini digunakan oleh ECU untuk menentukan berapa banyak bahan bakar yang akan diinjeksikan.

3. IATS (intake Air Temperatur sensor)

Sensor IATS ini berfungsi untuk mendeteksi temperatur atau suhu udara yang masuk kedalam intake manifold.

4. WTS(Water Temperatur Sensor) atau ECT (Engine Coolant Temperatur) Sensor
WTS ini berfungsi untuk menyensor atau mendeteksi temperatur engine dengan cara menyensor temperatur dari air pendingin, yang nantinya berguna untuk :
  • Bila engine masih dalam keadaan dingin maka ECU akan memerintahkan injektor menyemprotkan bahan bakar yang lebih banyak sehingga campuran bahan bakar dan udara menjadi kaya
  • Bila engine terjadi masalah berupa over heating maka ECU akan memutuskan atau menghentikan proses penginjeksian sehingga engine mati


TPS berfungsi untuk mensensor atau mendeteksi pembukaan dari pedal gas melalui bukaan throttle yang berguna untuk menentukan jumlah bahan bakar yang akan diinjeksikan sesuai dengan bukaan gas

6. Knock Sensor
Knock sensor berfungsi untuk :
  • Mensensor atau mendeteksi engine bila terjadi masalah knocking atau ngelitik.
  • Bila terjadi knocking pada engine maka ECU akan memerintahkan timing pengapian untuk dimundurkan sampai tidak terjadi knocking kemudian dimajukan kembali. Cara kerja dari kontrol loop ECU saat terjadi masalah knocking dapat dilihat pada skema dibawah ini
7. VSS (Vehicle Speed Sensor)

VSS berfungsi untuk menyensor atau mendeteksi kecepatan dari kendaraan

8. Crank Angle Sensor atau Crank Shaft Position Sensor dan Cam Angle Sensor atau Cam Shaft Position Sensor
Crank Angle Sensor atau Crank Shaft Position Sensor berfungsi untuk mendeteksi sudut dari crank shaft atau poros engkol. Sedangkan Cam Angle Sensor atau Cam Shaft Position Sensor berfungsi untuk mendeteksi sudut daricam shaft atau poros nok. Kedua sensor ini secara keseluruhan digunakan untuk mensensor atau mendeteksi putaran dari engine dan mengidentifikasi posisi piston.


9. A/F (Air Fuel Ratio) Sensor


A/F sensor berfungsi untuk mensensor atau mendeteksi setelan campuran udara dan bahan bakar saat kendaraan pada kecepatan idle atau stasioner